Wednesday 30 November 2016

Hotel

CALIFORNIA - Sultan Brunei Darussalam Hassanah Bolkiah selain bertugas sebagai kepala negara ternyata juga memiliki bisnis perhotelan yang tersebar di Amerika Serikat, Eropa dan Inggris. Di bawah jaringan yang bernama Dorchester Collection, Raja Brunei ini sukses mengepakkan sayapnya di bisnis hotel mewah di dunia.
Dikutip dari CNBC, Kamis (8/5/2014) raja minyak dari Brunei ini memiliki 10 koleksi hotel mewah. Hotelnya kerap menjadi tempat penginapan bagi sejumlah selebritis Hollywood di AS. Kesepuluh hotel tersebut di antaranya Beverly Hills Hotel, Hotel Bel - Air, The Dorchester dan 45 Park Lane, Coworth Park di Ascot, dan Le Meurice dan Hotel Plaza Athenee di Paris.
Selain itu, ia juga memiliki Hotel Eden di Roma, Hotel Le Richemond di Jenewa, dan Hotel Principe di Savoia di Milan.
Namun, baru-baru ini hotel milik Sultan Brunei tengah tersandung kasus HAM di AS. Ia ramai di boikot oleh sejumlah selebritis AS karena kontroversi hukum syariah yang ia terapkan di jaringan hotelnya. Selebritis tersebut di antaranya Ellen DeGeneres, Jay Leno, Stephen Fry, Sharon Osbourne , dan tak ketinggalan CEO Virgin Hotel, Richard Branson. Akibatnya, bisnis hotel Sultan Brunei sempat merugi hingga USD1,5 juta.
"Dampak dari boikot ini dari bisnis hotel adalah pembatalan kontrak senilai USD1,5 juta. Ini seperti badai bagi kami," ucap CEO Dorchester Collection, Christopher Cowdray.
Sementara itu, protes juga datang dari serikat masyarakat AS juga ikut memboikot hotel milik sultan yaitu Beverly Hills.
"Sultan Brunei adalah anti - gay dan anti - wanita. Kami ingin dia keluar dari Beverly Hills dan keluar dari Amerika Serikat . Hotel bersejarah ini hanya layak dimiliki oleh orang yang menghormati hak asasi manusia dan hak-hak pekerja mereka sendiri", ucap salah satu warga, Tom Walsh.
Seperti yang diberitakan sebelumnya Sultan Bolkiah mengumumkan pada Rabu lalu bahwa ia akan mendorong penerapan hukum syariah yang pada akhirnya akan mencakup hukuman berat seperti hukuman rajam. Langkah Brunei telah memicu kecaman di media sosial terhadap penguasa Brunei tersebut. Tidak hanya dari media sosial, kecaman juga datang dari dunia internasional, termasuk dari kantor hak asasi manusia PBB.

Sumber:economy.okezone.com


No comments:

Post a Comment